Dipelihara dengan Baik Sampai Sekarang, Ini Sejarah Bahasa Bali

Berita406 Dilihat

Bahasa Bali, dipelihara dengan baik serta digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh sebagian besar masyarakat Bali.

Secara Regional, Bahasa Bali ini dibagi menjadi dua dialek. Dialek Bahasa Bali Aga, atau dialek pegunungan dan Dialek Bahasa Bali Dataran, atau dialek umum atau lumrah.

Dialek Bali Aga ini dituturkan oleh penduduk Bali di daerah dataran tinggi, sementara dialek Bali dataran dituturkan oleh penduduk yang pada umumnya berdiam di daerah dataran rendah di Bali.

Dari sudut kesejarahan, bahasa Bali terdiri atas bahasa Bali Kuno dan Bali Modern, yakni sebagai berikut:

Baca Juga:Cocok Disantap saat Hujan, Ini Resep Bubur Mengguh Khas Bali

1.      Bahasa Bali Kuno

Bahasa Bali kuno masih terbagi lagi menjadi Bali Tengahan (Kawi Bali) yang adalah pencampuran leksikal kata-kata bahasa Bali dengan bahasa Jawa (Tengahan) pada masanya. Hal ini karena pengaruh dari Kerajaan Majapahit yang pernah menguasai Pulau Bali.

Bahasa Bali Tengahan ini sendiri hidup dengan subur di Pulau Bali. Banyak digunakan oleh pengarang sastra dan berbagai seni pertunjukan. Ini terlihat dari beragam karya sastra seperti kidung, kalpa sastra, kanda, tatwa dan juga babad.

Sementara itu, dalam seni pertunjukan, bahasa Bali Tengahan digunakan dalam seni pertunjukan topeng, prembon, wayang, arja dan lainnya.

2.      Bahasa Bali Modern

Baca Juga:Unik, Pembuatan Sate Lilit di Bali Harus Dilakukan oleh Pria

Bahasa Bali modern disebut juga sebagai Bahasa Bali Kepara adalah bahasa Bali yang digunakan baik dalam bentuk tulisan maupun lisan hingga sekarang.

Istilah “kepara” sendiri berarti “umum” atau “lumrah”. Bahasa Bali modern sendiri mengalami perkembangan berdasarkan kehidupan agama, budaya dan adat-istiadat serta mengalami perkembangan dari zaman kerajaan, masa penjajahan, jaman kemerdekaan dan hingga setelah kemedekaan.

Baca Juga  Wawancara Jessica Wongso Dipotong Petugas Lapas, Netizen Soroti Ferdy Sambo dan Krisna Murti

Bahasa Bali pada masa penjajahan Bali digunakan dalam pendidikan formal. Jadi, bahasa Bali tidak hanya secara informal tetapi digunakan dalam proses belajar-mengajar.

Namun, pada masa penjajahan Jepang, bahasa Bali mengalami kesuramannya karena ditiadakan pelajaran bahasa Bali di sekolah serta banyak buku berbahasa Bali dibakar.

Barulah setelah penjajahan Jepang berakhir dan situasi mulai kondusif pada tahun 1968, bahasa Bali kembali dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah di Bali. Hal ini pulalah yang menjadikan bahasa Bali tetap lestari dan diketahui oleh para generasi muda di Bali.

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *